Badan Energi Internasional: Sanksi Rusia Picu Krisis Energi global : Okezone News

-

[ad_1]

UKRAINAKepala Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris, Fatih Birol, mengatakan peristiwa di Ukraina dapat segera menyebabkan krisis energi global.

“Mengingat peran Rusia dalam sistem energi global, krisis kemanusiaan ini dapat diikuti oleh krisis energi,” katanya pada pertemuan para menteri energi dan iklim pada Rabu (23/3).



Dia mencatat bahwa sekarang penting untuk menentukan tindakan apa yang dapat diambil komunitas global untuk menghindari hal ini.

“Situasi ini menegaskan perlunya memastikan keamanan energi internasional,” ujarnya.

Baca juga:  Ukraina: Komandan Rusia Tembak Diri Sendiri saat Menyadari 90% Tank Militer Tidak Berfungsi

Pengawas energi global mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah mengembangkan rencana 10 langkah yang bertujuan untuk mengurangi permintaan minyak global sebesar 2,7 juta barel per hari dalam waktu empat bulan.

Baca juga: Amnesty International: Invasi Rusia ke Ukraina Adalah Pengulangan Perang Suriah

Organisasi tersebut mengusulkan pengurangan batas kecepatan di jalan raya hingga 10 km/jam, melarang penggunaan mobil pada Minggu, mengurangi tarif angkutan umum, mendorong berbagi mobil, memperluas kerja jarak jauh menjadi tiga hari seminggu, dan mempromosikan penggunaan kereta berkecepatan tinggi dan kereta malam bukan penerbangan, serta penggunaan kendaraan listrik yang lebih luas.


“Ini akan secara signifikan mengurangi potensi ketegangan pada saat sejumlah besar pasokan Rusia mungkin tidak lagi mencapai pasar dan musim permintaan puncak Juli dan Agustus mendekat,” kata IEA dalam siaran pers.

Menurut organisasi tersebut, tindakan praktis oleh pemerintah dan warga negara dapat secara signifikan mengurangi permintaan minyak dan mengurangi pengeluaran konsumen untuk bahan bakar mobil.

Peringatan itu muncul ketika pasokan minyak dari Rusia terancam di tengah sanksi yang dijatuhkan pada negara itu atas operasi militernya di Ukraina. Rusia adalah pengekspor komoditas terbesar di dunia ke pasar global, dan negara penghasil minyak terbesar ketiga di dunia.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengatakan awal bulan ini mereka akan berhenti membeli minyak Rusia, sementara Uni Eropa (UE) masih terbagi dalam masalah ini. IEA memperkirakan dalam laporannya Maret bahwa Rusia mungkin kehilangan sekitar sepertiga dari total produksi minyaknya karena sanksi ekonomi.

Sementara itu, kebijakan anti-Rusia telah menjadi bumerang bagi negara-negara yang memperkenalkannya. Inflasi di AS dan UE telah melonjak ke level tertinggi beberapa tahun, dengan biaya energi berkontribusi paling besar terhadap kenaikan harga.

[ad_2]

Source link

Category:
Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *