Jalan Koalisi Perubahan Dinilai Kian Terjal : Okezone Nasional

[ad_1]

JAKARTA – Proses konsolidasi koalisi perubahan yang digagas Partai NasDem, PKS dan Demokrat dinilai semakin terjal. Setelah mereka menyatakan mendukung Anis Baswedan, Dirketur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif mengatakan tantangan berikutnya mempertahankan koalisi poros perubahan ditengah isu penjagalan yang semakin kuat.

Ikhwan Arif menilai, aksi Nasdem dan sikap Demokrat serta PKS terkait pembentukan sekretariat perubahan tidak lepas dari kompleksitas internal Koalisi Perubahan. Ia menilai, Nasdem memegang kendali karena mengunci Anies sebagai bakal capres.

Sementara itu, PKS dan Demokrat butuh koalisi perubahan karena kedua partai itu sulit berkomunikasi dengan koalisi lain akibat tergantung pada Anies.

“Jadi Nasdem punya kartu utama Anies Baswedan, sedangkan PKS dan Demokrat tidak mungkin melepaskan Anies begitu saja karena selama ini ruang koalisi Demokrat dan PKS ada poros perubahan sangat kecil kemungkinan bergabung dengan poros koalisi lain, apalagi PKS dan Demokrat terkesan bergantung pada figur Anies,” kata Ikhwan, dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).

Ikhwan menilai, aksi Nasdem bisa dikategorikan seperti soal deadlock koalisi perubahan hingga penjajakan diri ke partai lain sebagai ancaman, karena partai di koalisi perubahan enggan mendeklarasikan Anies sebagai Bakal Calon Presiden.

“Jadi ancaman secara halus yang dilontarkan Partai Nasdem sangat wajar ketika kalkulasi politik antara Partai Demokrat dan PKS terhadap Nasdem belum juga menentukan garis terang, padahal komunikasi politik yang dibangun sudah cukup lama,” kata Ikhwan.

“Apalagi poros perubahan secara resmi belum mendeklarasikan mendukung Anies, jadi wajar saja Nasdem membutuhkan kepastian mau lanjut atau tidak di poros perubahan, sebab koalisi lain sudah membentuk deklarasi secara resmi seperti KIB, KIR yang sudah membentuk sekber koalisi,” sambungnya.


Follow Berita Okezone di Google News

Selain itu, ketiga partai juga dinilai akan mengalami kerugian jika koalisi perubahan tidak terbentuk. Akan tetapi, Nasdem tidak akan terlalu rugi karena mengunci Anies lewat sosialisasi partai. Di sisi lain, Demokrat dan PKS akan dirugikan karena mereka sulit mempromosikan kandidat lain.

PKS dan Demokrat juga dinilai sulit pindah karena partai lain sudah mulai menentukan kandidat bakal capres-cawapres untuk Pemilu 2024. “PKS dan Demokrat akan sulit membangun chemistry politik di luar poros perubahan. Wajar saja Nasdem menjajaki koalisi lain karena tidak ada kepastian secara resmi dari PKS dan Demokrat, kecuali ada pernyataan dari PKS dan Demokrat ‘kami mendukung Anies sebagai capres.’ Hingga hari ini deklarasi koalisi secara resmi saja belum,” kata Ikhwan.

Ikhwan menambahkan, aksi Demokrat menggagas sekber perubahan adalah tanda bahwa manuver Nasdem dalam pengusungan Anies berhasil. Dengan demikian, partai-partai di koalisi perubahan sepakat untuk membentuk koalisi secara penuh. Ikhwan pun menilai kedatangan Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB demi meningkatkan daya tawar Anies. Hal itu dilakukan agar partai lain mau merapat.

Di sisi lain, Ikhwan tidak memungkiri kalau aksi Nasdem datang ke Sekber Gerindra-PKB sebagai sinyal untuk menghentikan aksi Demokrat yang ngotot ingin menyandingkan AHY dengan Anies. Namun, aksi Nasdem bukan berarti sebagai upaya menekan elektabilitas Demokrat yang kini berada di atas Nasdem dalam sejumlah survei karena semua partai di koalisi perubahan pasti dapat efek elektoral dari pengusungan Anies.

[ad_2]

Source link

Category:
Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *